Perkenalkan nama saya Syahdan Noor Fadillah. Saya
adalah seorang pelajar sekolah menengah kejuruan dikabupaten Madiun. Saya akan
membagikan sedikit kisah liburan akhir tahun saya mendaki gunung
Sindoro,Wonosobo Jawa Tengah. Sebelumnya saya menyampaikan bahwa artikel ini
saya buat sebagai bahan edukasi kepada temen temen sesama pecinta petualangan,
agar dapat mengerti dengan situasi dan kondisi medan digunung Sindoro. semoga
artikel ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya Aamiin....
Pendakian saya digunung
sindoro ditemani oleh keempat teman saya yang bernama: Moeses, Anton, Lukas dan
Nano. Mereka berempat beragama kristen berbeda dengan saya yang beragama islam.
Kami memutuskan mendaki gunung sindoro mulai tanggal 28-29 Desember 2019.
Sebelum berangkat mendaki kami mempersiapkan segala peralatan dan logistik
selama kegiatan pendakian. Kami berangkat dari Terminal Lama ngawi pukul 19.30
WIB naik bus Eka jurusan Surabaya-Wonosobo dengan harga tiket Rp.115.000,- dan
turun dibasecamp Kledung. Kami sampai dibasecamp Kledung kurang lebih pukul
01.00 dini hari. Karena kegiatan pendakian dibuka esok harinya pukul 08.00 kami
memutuskan untuk beristirahat dibasecamp Kledung.
Selesainya kami sarapan kami
segera mendaftarkan diri dipetugas basecamp pendakian gunung sindoro via
Kledung. Perlu diketahui oleh kalian bahwa gunung sindoro mempunyai cara
registrasi yang cukup berbeda dengan kebanyakan gunung di indonesia. Setelah
kalian mendaftarkan diri kalian akan diberi 2 lembar kertas berisi peta dan
daftar logistik dan perlengkapan kalian selama mendaki. Lembar kertas yang
berisi logistik dan perlengkapan harus diisi selengkap mungkin karena akan
dicek lagi oleh petugas basecamp sebelum kalian memulai kegiatan pendakian.
Setelah kami mengisi lembar logistik dan perlengkapan, kami langsung membawa tas carrier kami ke depan pos pemberangkatan. Nah hal yang unik lagi jika kalian mendaki gunung sindoro, sebelum kalian memulai pendakian seluruh isi tas carrier kalian akan dikeluarkan dan dicek satu persatu oleh pedugas secara mendetail. Mulai dari kopi, mie instan, perbatang rokok bahkan sampai permen yang kalian bawa akan dicek satu persatu jumlahnya. Dan perlu diketahui juga digunung sindoro dilarang keras membawa tisu basah dan pengeras suara jika melanggar akan dikenai denda dan hukuman.
Setelah semua sudah dicek oleh petugas kami langsung memulai pendakian gunung sindoro. belum sampai berangkat sudah banyak jasa ojek gunung yang berjajar menawarkan jasanya kepada kami. Karena kami baru pertama kali mendaki gunung sindoro kami memutuskan untuk jalan kaki. Karena untuk mengetahui estimasi waktu kami selama mendaki. Kami memulai pendakian dari basecamp pukul 09.00 dan sampai dipos 1 pukul 10.00. Selama pendakian antara basecamp ke pos 1 melalui perumahan dan perkebunan warga sekitar yang ramah tamah. Ditengah perjalanan salah satu teman kami yang bernama Anton terlihat tidak kuat. Kami langsung memberhentikan seorang tukak ojek gunung untuk membonceng anton sampai pos 1,5 atau pos ojek sindoro.
Setelah kami mengisi lembar logistik dan perlengkapan, kami langsung membawa tas carrier kami ke depan pos pemberangkatan. Nah hal yang unik lagi jika kalian mendaki gunung sindoro, sebelum kalian memulai pendakian seluruh isi tas carrier kalian akan dikeluarkan dan dicek satu persatu oleh pedugas secara mendetail. Mulai dari kopi, mie instan, perbatang rokok bahkan sampai permen yang kalian bawa akan dicek satu persatu jumlahnya. Dan perlu diketahui juga digunung sindoro dilarang keras membawa tisu basah dan pengeras suara jika melanggar akan dikenai denda dan hukuman.
Setelah semua sudah dicek oleh petugas kami langsung memulai pendakian gunung sindoro. belum sampai berangkat sudah banyak jasa ojek gunung yang berjajar menawarkan jasanya kepada kami. Karena kami baru pertama kali mendaki gunung sindoro kami memutuskan untuk jalan kaki. Karena untuk mengetahui estimasi waktu kami selama mendaki. Kami memulai pendakian dari basecamp pukul 09.00 dan sampai dipos 1 pukul 10.00. Selama pendakian antara basecamp ke pos 1 melalui perumahan dan perkebunan warga sekitar yang ramah tamah. Ditengah perjalanan salah satu teman kami yang bernama Anton terlihat tidak kuat. Kami langsung memberhentikan seorang tukak ojek gunung untuk membonceng anton sampai pos 1,5 atau pos ojek sindoro.
Sampai pos 1 kami beristirahat
sejenak sambil melihat panorama perkebunan tepat dibelakangnya terlihat gunung
sumbing dengan gagahnya. setelah istirahat kurang lebih selama 15 menit kami
melanjutkan perjalanan ke pos 1.5 atau pos ojek sindoro. perjalanan yang kami
lalui sudah memasuki hutan dikaki gunung sindoro. Dengan hutan pinus dan jalan
tanah, licin dan menanjak. Kami sempat juga menjumpai ojek sindoro yang
terjatuh karena tidak kuat melewati jalan yang menanjak. Karena memang dengan
medan demikian perlu berhati hati buat kalian jika ingin naik ojeg sindoro.
Kami sampai ke pos 1.5 tepat pukul 11.00. jika kalian naik ojeg waktu bisa
lebih cepat yaitu kurang lebih 30menit.
Sampai Pos 1.5 teman kami, Anton. Sudah beristirahat cukup lama menunggu kami. Karena di pos 1.5 terdapat warung kalian bisa istirahat sembari mengisi tenaga untuk melanjutkan perjalanan. Dari pos 1.5 kami melanjutkan perjalanan ke pos 2. jalur antara pos 1,5 ke pos 2 lebih terjal. kami sampai pos 2 sekitar pukul 12.00. Karena sudah memasuki waktu sholat dzuhur saya izin kepada keempat teman saya yang berbeda kepercayaan untuk istirahat sebentar sembari saya beribadah sholat dzuhur. Dengan ramahnya keempat teman saya mempersilahkan saya untuk beribadah.
Selesai istirahat dan sholat dzuhur kami melanjutkan perjalanan kami menuju pos 3. Tidak jauh berbeda dengan pos 2. Jalur ke pos 3 masih berupa hutan dengan kontur tanah menanjak dan terjal. Di pos 3 inilah tempat favorit untuk para pendaki mendirikan tenda karena tempatnya yang landai dan cukup luas.Kami sampai pos 3 sekitar jam 13.30. Dipos 3 ini juga terdapat warung untuk para pendaki membeli logistik jika kurang.
Namun karena dipos 3 sudah
cukup padat para pendaki yang mendirikan tenda. Kami sepakat melanjutkan
perjalanan ke sunrise camp yang tidak terlalu jauh dari pos 3. Namun walau
dekat jalannya cukup menanjak dan licin. Sehingga kami perlu tali webbing yang
telah disediakan untuk menyusuri trek yang sangat ekstrim itu. Sempat ada
beberapa pendaki yang jatuh karena licinnya jalur itu. Saya pribadi memutuskan
untuk mengambil jalur pinggir yang terdapat banyak rumput liar dan pepohonan
karena jalur yang terdapat tali cukup padat pendaki saat itu. dengan hati hati
saya menyusuri jalur itu berpegangan dari pohon satu ke pohon lain. Sampai ke sunrise
camp sekitar pukul 14.30
Karena saya dan nano datang terlebih dahulu kami segera mencari tempat camp yang sesuai. Setelah beberapa saat kami mendapati tempat yang cukup untuk mendirikan tenda, bertepatan dipinggir jurang. Karena tidak ada tempat lain kami terpaksa mendirikan tenda ditempat yang lumayan berresiko itu. Berharap tidak turun hujan karena tempat tenda kami didirikan dibagian bawah dan didekat jurang. Namun walau dipinggir jurang tempat kami mendirikan tenda tepat didepan kami terlihat megah gunung sumbing nan elok dengan pemandangan yang indah.
Menjelang malam kami memasak
logistik untuk mengisi tenaga untuk melanjutkan pendakian keesokan harinya.
Saat inilah interaksi dengan pendaki lain terjalin. Kami dapat berinteraksi
dengan para pendaki yang berasal dari lain daerah. Dengan bahasa dan budaya nya
masing masing kami saling bercengkrama bersunda gurau satu sama lain. Membuat
suasana saat itu menjadi hangat dan penuh kebersamaan.
Saat inilah kami bertemu teman baru bernama Ulin dan Welly mereka berdua berasal dari kota Surabaya masih satu provinsi dengan kami. Karena kesamaan bahasa daerah kami lebih mudah berinteraksi dan saling berbagi pengalaman. Setelah cukup lama mengobrol dengan mereka kami mengajak mereka untuk melanjutkan pendakian keesokan harinya menuju puncak bersama. Alkhamdulilah malam itu hujan tidak turun, membuat suasana diarea camp menjadi hangat dan nyaman.
Sekitar pukul 22.00 kami beranjak ke tenda masing masing untuk istirahat. Karena kondisi suhu digunung cukup dingin kami semua membawa Slepping Bag. Peralatan ini wajib dibawa oleh para pendaki bila mendaki sindoro.
Pukul 03.00 dini hari saya terbangun karena suara gaduh sekelompok orang. Oleh karena itu saya keluar tenda untuk mengecek suara apa itu. Setelah saya keluar tenda ternyata sudah banyak para pendaki lain yang bersiap untuk mendaki ke puncak atau istilah kerennya Attack Summit. Mereka mendaki pagi pagi hari untuk mengejar pemandangan indah matahari terbit dari puncak gunung. Karena kondisi suhu masih dingin dan teman teman saya masih tidur saya kembali tidur sejenak.
Saat inilah kami bertemu teman baru bernama Ulin dan Welly mereka berdua berasal dari kota Surabaya masih satu provinsi dengan kami. Karena kesamaan bahasa daerah kami lebih mudah berinteraksi dan saling berbagi pengalaman. Setelah cukup lama mengobrol dengan mereka kami mengajak mereka untuk melanjutkan pendakian keesokan harinya menuju puncak bersama. Alkhamdulilah malam itu hujan tidak turun, membuat suasana diarea camp menjadi hangat dan nyaman.
Sekitar pukul 22.00 kami beranjak ke tenda masing masing untuk istirahat. Karena kondisi suhu digunung cukup dingin kami semua membawa Slepping Bag. Peralatan ini wajib dibawa oleh para pendaki bila mendaki sindoro.
Pukul 03.00 dini hari saya terbangun karena suara gaduh sekelompok orang. Oleh karena itu saya keluar tenda untuk mengecek suara apa itu. Setelah saya keluar tenda ternyata sudah banyak para pendaki lain yang bersiap untuk mendaki ke puncak atau istilah kerennya Attack Summit. Mereka mendaki pagi pagi hari untuk mengejar pemandangan indah matahari terbit dari puncak gunung. Karena kondisi suhu masih dingin dan teman teman saya masih tidur saya kembali tidur sejenak.
Pukul 04.00 saya terbangun untuk
sholat subuh dan membuat kopi untuk menghangatkan tubuh. Setelah itu saya
membangunkan teman teman untuk segera persiapan Attack Summit. Pukul 05.00
matahari mulai muncul dari belakang gunung merbabu. pemadangan sangat indah
kala itu dari pos sunrise camp. Tidak buang buang waktu kami langsung
mengabadikan moment indah itu dengan kamera masing msing.
Setelah puas mengambil foto sekitar pukul 06.00 kami melanjutkan pendakian ke puncak. Antara pos 3 sampai pos 4 medan pertama masih berupa hutan. setelah 30 menit mendaki medan berganti dengan batu terjal dengan sedikit tumbuhan disisi medan. Dimedan ini jalan lebih menanjak daripada pos 2 ataupun pos 3. dengan kontur berbatu kami harus berhati hati untuk melewati jalur ini. Karena memang jalur paling berat digunung sindoro adalah dari pos Sunrise camp menuju puncak. Jalur ini sangat menguras tenaga para pendaki
Sedikit tips dari saya untuk kalian para pembaca. jika kalian mendaki menuju puncak atau attack summit. Bawalah logistik atau perlengkapan seperlunya. Sebagian yang lain tinggalkan ditenda atau tempat camp. Karena jika membawa beban yang cukup berat akan berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain cara itu kalian bisa memulai pendakian saat hari belum terang. Kenapa demikian? jawabannya cukup logis kawan.. Karena saat masih gelap mata kita tidak akan tau jalan seterjal apa yang akan ada didepan mata kita. Kita hanya mengandalkan senter yang kita bawa. Karena itu kita merasa berjalan saja. jika kita tau didepan kita jalan begitu terjal. Secara otomatis mata akan mengirim sinyal keotak yang membuat kita akan lebih jenuh,mudah menyerah dan lelah, Namun cara ini juga beresiko karena kita harus lebih berhati hati karena kurangnya pencahayaan
Sampai pos 4 kurang lebih pukul 08.30 kami istirahat sejenak sambil menikmati indahnya pemandangan gunung yang berjajar. dari sumbing, merapi dan merbabu. Setelah cukup beristirahat kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. Saat inilah ketahanan fisik pendaki diuji. Teman kami yang bernama moeses sudah mulai tidak kuat... Saat saat inilah kekompakan sebagai seorang pendaki benar benar diuji. Karena kita harus sabar dan tabah dalam meraih puncak sindoro. Pelan namun pasti kami berjalan menyusuri bebatuan terjal. Tak sedikit pula kami terjatuh dan tersungkur.
Dengan kesabaran dan tekad yang kuat kami berhasil sampai puncak sindoro. Kami mencapai puncak sindoro pukul 10.00. Dipuncak sindoro tercium bau belerang yang cukup menyengat dari dalam kawah. vegetasi disekelilingnya pun tidak ada. hanya ada bebatuan dan tanah gersah dan juga panas. Namun semua itu terbayarkan dengan pemandangan indah berjajar gunung dan langit biru didepan kami. Sebuah kebanggan tersendiri telah berhasil ke puncak gunung sindoro. Setelah puas berfoto, sekitar pukul 11.00 kami segera turun dari puncak menuju ke Sunrise camp. Karena melebihi jam 13.00 dilarang berada dipuncak sindoro karena saat itu bau belerang sangat menyengat dan kabut naik menutupi jalur pendakian.
Perjalanan turun dari puncak gunung sindoro ke sunrise camp relatif
lebih cepat, kurang lebih 1.5 jam kami sudah sampai kembali ke tempat kami
mendirikan tenda. Sesampainya ke tempat
sunrise camp kamipun segera bergegas untuk membongkar tenda kami dan segera
membersihkan area sekitar kami berkemah. Kurang lebih setengah jam kami packing
kembali semua logistik dan perlengkapan. Pukul 13.00 kamipun memutuskan untuk
segera turun dari sunrise camp kembali ke basecamp kledung.
Perjalanan turun kami dibagi menjadi dua kelompok. Saya dan nano
memutuskan berjalan terlebih dahulu. Sedangkan moeses, lukas dan anton berjalan
lebih lambat dibelakang kami. Karesa saat itu teman kami moeses sedang cidera
kaki saat turun dari puncak ke sunrise camp. Sedangkan teman kami dari surabaya
yaitu ulin dan welly masih beristirahat sejenak disunrise camp, dan menyusul
kami turun beberapa waktu setelah kami turun.
Perjalanan menuruni gunung lebih ringan daripada mendaki, kenapa bisa demikian? Karena beban saat kita mendaki jauh lebih berat dari pada saat kita turun. Namun perlu diketaui, dalam perjalanan turun kita harus tahu tata cara dalam menuruni jalan curam dan berbatu. Karena pada saat kita turun gunung secara otomatis langkah kita mengikuti gaya gravitasi bumi. Jika kita tidak pandai pandai mengatur kecepatan dan pengereman saat menuruni gunung, besar kemungkinan kaki kita dapat cidera, terkilir bahkan bisa patah.
Perjalanan menuruni gunung lebih ringan daripada mendaki, kenapa bisa demikian? Karena beban saat kita mendaki jauh lebih berat dari pada saat kita turun. Namun perlu diketaui, dalam perjalanan turun kita harus tahu tata cara dalam menuruni jalan curam dan berbatu. Karena pada saat kita turun gunung secara otomatis langkah kita mengikuti gaya gravitasi bumi. Jika kita tidak pandai pandai mengatur kecepatan dan pengereman saat menuruni gunung, besar kemungkinan kaki kita dapat cidera, terkilir bahkan bisa patah.
Untuk itu dalam menuruni suatu medan yang curam usahakan kita
menggunakan sepatu atau sandal yang memiliki pola atau alur dibagian bawah
alasnya. Karena hal itu sangat penting dalam mengerem agar kita tidak tergelincir.
Selain itu memakai bantuan track poll atau tongkat juga bisa membantu kita saat
menuruni gunung. Saat menuruni gunung usahakan posisi kaki menyamping agar gaya
gesek antara kaki dan medan besar. Jadi kemungkinan kita tergelincir bisa
diperkecil.
Kurang lebih 1.5 jam saya dan nano menuruni gunung. Sampailah kami dipos 1.5 atau pos ojek gunung sindoro. Kami memutuskan untuk naik ojek dari pos 1.5 sampai basecamp dengan membayar Rp.25.000,-. Pengalaman baru bagi kami menaiki ojeg gunung seperti ini. Dengan track yang curam dan menikung. Walaupun awalnya khawatir jika kami terjatuh alkhamdulilah kami selamat sampai basecamp kledung sekitar pukul 14.45
Kurang lebih 1.5 jam saya dan nano menuruni gunung. Sampailah kami dipos 1.5 atau pos ojek gunung sindoro. Kami memutuskan untuk naik ojek dari pos 1.5 sampai basecamp dengan membayar Rp.25.000,-. Pengalaman baru bagi kami menaiki ojeg gunung seperti ini. Dengan track yang curam dan menikung. Walaupun awalnya khawatir jika kami terjatuh alkhamdulilah kami selamat sampai basecamp kledung sekitar pukul 14.45
Sembari menunggu saya dan Nani beristirahat sembari membeli makanan
disekitar basecamp. Tidak lama saya berada dibasecamp kurang lebih pukul 15.00
hujan turun cukup deras. Bertepatan saat hujan deras teman kami moeses, lukas
dan anton baru tiba dibasecamp dengan kondisi basah kuyup kedinginan.
Sesampainya mereka di basecamp saya dan nano segera membantu mereka.
Hujan turun cukup deras sampai pukul
16.00 kami berlima sembari menunggu hujan reda mengeluarkan semua sampah sampah
kami dari tas cariier untuk dicek oleh petugas basecamp sindoro. Kejadian lucu
terjadi pada saat ini, saya melihat banyak pendaki yang dimarahi dan dihukum
karena ada sampah yang tidak sesuai dengan data logistik mereka. Saya pun
sempat khawatir jika kejadian itu terjadi kepada kami, karena terus terang jika
kami didenda kami tidak membawa uang yang cukup saat itu.
Setelah giliran kami kamipun segera merapikan sampah logistik kami
sesuai jenisnya, saat itu saya didampingi lukas saat pengecekan sampah. Satu
persatu jenis sampah dicek satu persatu. Mulai dari botol air, bungkus mie,
copy, antangin dan yang lainnya. Namun masalah terjadi saat pengecekan sampah
rokok, saat didata kami membawa total 35 rokok dengan merk LA dan Surya. Namun
pada saat pengecekan ketika saya hitung hanya ada 34 batang rokok.
Sempat juga saya dibentak oleh petugas basecamp sindoro “Kemana satu
puntung rokok yang lainnya!!” bentak seorang petugas basecamp. “Saya tidak tahu
bang” Jawab saya, dengan ide dadakan saya dengan cepat mengambil putung rokok
yang ada didekat kaki saya sebagai ganti satu putung rokok yang hilang. “ini
bang, jatuh didekat kaki” Jawab saya. Dengan bentakan lebih keras petugas
basecamp berkata “kamu mau membohongi saya kamu?!! Ini kan putung rokoknya beda
merk?”Saya sempat kaget waktu itu karena bentakan petugas basecamp. Namun teman
saya lukas langsung menjawab “mungkin yang satu masih dimulut anton” saat itu
anton dibasecamp istirahat.
Petugas basecamp menjawab “kamu, cepat cari orangnya” saya pun langsung
lari mencari si anton. Namun belum sempat saya mencari, dihitung ulang lagi
putung rokoknya. Ternyata setelah dihitung secara cermat oleh petugas ternyata
berisi 36 batang. Saya merasa heran darimana satu putung rokok yang kelebihan.?
Petugas tersebut langsung memangil saya sembari bertanya “mas ada 36 ini lho...
yang satu punya siapa a...!!!?”. “saya
tidak tau bang” jawab saya dengan gugup. Seorang petugas yang lain langsung datang
dan memotong pembicaraan kami sambil berkata. “gini mas, biar mudah saya ambil
satu (mengambil satu rokok) jadi pas 35 tho” sembari memasukan rokok kedalam
sakunya.
Dengan tatapan kosong saya menatap rokok yang masuk ke saku seorang
petugas. Dengan suara agak menyindir seorang petugas berkata “Nah... gini kan
pas, yaudah mas bisa berdiri dan kembali”. Dengan hati yang agak kesal dan
bergumam saya dan lukas meninggalkan tempat pengecekan dengan rasa agak kesal.
Karena kejadian tadi. Yha itulah sedikit kisah lucu dari perjalanan kami
Selesai proses pengecekan yang cukup ribet tadi kami memutuskan untuk
istirahat sembari saya beribadah sholat azar. Saat itu kami menjumpai ulin dan
welly yang baru saja sampai basecamp. Kami memutuskan untuk berangkat pulang
bersama mereka. Sekitar pukul 18.00 setelah sholat magrib. Kami segera mencari
bus untuk kembali kerumah. Bus yang kami tumpangi jurusan wonosobo-magelang
namun saat itu seorang juru parkir berkata kepada kami bahwa bus yang kami cari
sudah habis.
Lama menunggu... yang kami jumpai adalah bus kecil yang hanya sampai
parakan,temanggung. Kami berdiskusi dan memutuskan untuk numpang mobil bak
terbuka sampai terminal magelang. Tak lama menunggu ada mobil sayur yang menuju
parakan. Kami pun segera menumpang mobil bak terbuka tersebut. Sambil bercanda ria diatas mobil
sayur perjalanan kurang lebih 1 jam kami sampai parakan.
Kami segera turun dan mencari tumpangan kembali. Sebelumnya kami tidak menyangka perjalanan kami pulang akan seperti ini. Inipun pengalaman baru bagi kami semua menumpang mobil bak terbuka saat kembali kerumah. Dengan sabar kami mencari tumpangan ada 1 mobil yang bersedia membantu kami. Karena mobil tersebut mau ke daerah secang menghadiri kegiatan santri pondokan. Sesampainya di secang kamipun segera turun dan diarahkan untuk menuju perempatan mencari tumpangan lagi kearah magelang.
Kami segera turun dan mencari tumpangan kembali. Sebelumnya kami tidak menyangka perjalanan kami pulang akan seperti ini. Inipun pengalaman baru bagi kami semua menumpang mobil bak terbuka saat kembali kerumah. Dengan sabar kami mencari tumpangan ada 1 mobil yang bersedia membantu kami. Karena mobil tersebut mau ke daerah secang menghadiri kegiatan santri pondokan. Sesampainya di secang kamipun segera turun dan diarahkan untuk menuju perempatan mencari tumpangan lagi kearah magelang.
Saat mencari tumpangan ketiga ini kami sempat menunggu lama. Karena
sudah lumayan malam jadi sedikit kendaraan yang lewat. Dengan sabar kami
menunggu, keberuntungan menghampiri kami. Ada pengendara mobil yang mau membantu kami namun bukan
hanya sampai magelang namun tujuan beliau sampai jogja. Kamipun sangat senang
karena tidak perlu naik bus lagi ke jogja. Bersama sama kami menumpang mobil
tersebut menikmati dinginnya angin sepoi sepoi dari mobil bak terbuka sembari
bercengkrama dan bersundau gurau.
Tak lama kemudian kami satu persatu tertidur
karena kelelahan setelah mendaki gunung. Perjalanan berlanjut sampai kearah
kota jogja, saya pun terbangun dikarenakan suara bising kendaraan setelah saya
melihat sekitar, ternyata kami sudah memasuki daerah sleman. Saat itu pukul
11.00 saya pun segera membangunkan yang lain untuk segera bergegas karena
tujuan kita hampir sampai.
Sesampainya didaerah bantul kamipun turun didekat flyover jalan bantul. Waktu itu pukul 11 malam lebih. Karena dekat dengan tugu jogja kamipun mengorder jasa grabcar untuk menuju tugu jogja sembari foto foto dan mencari angkringan. Saat itu kami iuran per orang sebesar Rp. 5.000,- untuk membayar grabcar. Sesampainya ditugu jogja kami dengan asik bersua foto dan mencari angkringan. Menikmati suasana jogja dengan kopi jos hangat sangat syahdu kala itu.
Tepat pukul 12.00 kami segera bergegeas untuk pulang kerumah. Dari tugu jogja kami ke terminal giwangan dengan mengorder grab car per orang iuran Rp.7.000,-. Sampai terminal giwangan kami menunggu beberapa menit mencari bus jurusan jogja surabaya. Tak lama menunggu kami mendapat bus sumber kencono. Kami pun naik untuk kembali pulang. Didalam bus kami tertidur karena kelelahan selama perjalanan. Untuk tiket bus dari jogja ke ngawi sebesar Rp.26.000,- Kami berlima sampai ngawi pukul 04.00 Sedangkan teman kami welly dan ulin berlanjut sampai surabaya
Demikianlah sedikit kisah dan pengalaman perjalanan saya dalam kegiatan pendakian. Dari pengalaman ini saya belajar banyak hal, mulai dari kesabaran,toleransi,kebersamaan dan lainnya. Dari pengalaman ini saya juga mendapat ilmu kehidupan tentang kearifan lokal dan budayanya. Demikianlah tulisan ini saya buat sebagai bentuk edukasi kepada teman teman sesama anak muda bangsa. Untuk terus berkarya dan terus berkarya. Jika ada kesalahan kata maupun yang lainnya saya mohon maaf dan untuk estimasi biaya dan waktu akan saya paparkan dibawah
BUS PATAS NGAWI-WONOSOBO : Rp.115.000,-
MAKANAN RINGAN SELAMA DIBUS : 15k
NASI MEGONO : 5K
HTM SINDORO : 20K
AIR MINERAL BESAR DIPOS 2 : 10K
OJEK SINDORO TURUN : 25K
MAKAN SETELAH TURUN : 17K (TERMASUK TEH HANGAT)
STIKER : 5K
NGETRID KLEDUNG JOGJA : Rp.0
GRAB KE TUGU JOGJA : 5K/orang
KOPI MALIOBORO : 4k
GRABCAR KE GIWANGAN : Rp.7500/orang
BUS EKONOMI SUMBER KENCOCO JOGJA-NGAWI : 26K
PARKIR DI NGAWI : 7K
TOTAL: Rp. 261.500
AIR MINERAL BESAR DIPOS 2 : 10K
OJEK SINDORO TURUN : 25K
MAKAN SETELAH TURUN : 17K (TERMASUK TEH HANGAT)
STIKER : 5K
NGETRID KLEDUNG JOGJA : Rp.0
GRAB KE TUGU JOGJA : 5K/orang
KOPI MALIOBORO : 4k
GRABCAR KE GIWANGAN : Rp.7500/orang
BUS EKONOMI SUMBER KENCOCO JOGJA-NGAWI : 26K
PARKIR DI NGAWI : 7K
TOTAL: Rp. 261.500